Blogger Widgets

Kamis, 08 Oktober 2015

Cerpen

Cinta Terpendam


Share

Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 8 October 2015

Di malam yang dingin dan gelap sepi benakku melayang pada kisah cintaku, kisah cinta yang tak pernah ku tahu akhirnya. Ku sampaikan semua kegalauan hatiku lagu-lagu yang ku rasa dapat menggambarkan hatiku.
Kau terindah dan selalu terindah
Aku bisa apa tuk memilikimu
Kau pemilik hatiku
Kau pemilik hatiku
Lantunan lagu indah band ARMADA yang ku rasa pas dengan kegalauan hatiku saat ini, yang ku nyanyikan dengan sebuah gitar melodi yang selalu menemaniku setiap malam.
“Dika tidur udah malam!” teriak Kakakku yang memang sudah kebiasaannya setiap malam mengganggu aktivitasku.
“ya ntar kak, nggak usah teriak juga!” balasku dengan nada membentak.
“lagian tiap malam galau mulu, nggak bosan apa?” sindir Kakakku.
“suka-suka Dika dong, suara-suara Dika” balasku.
“iya suara punya lo tapi yang dengar siapa coba?” ucap Kakakku kembali.
“ya jangan dengarin” jawabku ngotot.
“gimana nggak?”
“shuttt… yang minta Dika buat tidur siapa tadi?” ucapku menghentikan ocehan Kakak.
“ya uda tidur sono, jangan lupa berdoa” ucap Kakak mencium keningku dengan paksa.
“huh akhirnya out juga tuh cewek” ucapku dalam hati.
Dan seperti pesan Kakak, aku berdoa dulu sebelum tidur, tidak lupa aku berdoa kepada Tuhan, biar aku bisa jadian sama Karin, cewek yang aku suka hehehe.
“Kringg..” bunyi alaram handphone-ku sontak membangunkanku dari tidurku.
“Kakak.” Teriakku sembari membawa semua seragam sekolahku dan bersiap untuk mandi.
“Apa-apa?” ucap Kakakku.
“Dika kenapa nggak dibangunin?” bentakku.
“Uda gede kan?” ucapnya lagi.
Tanpa menanggapi kata-kata Kakakku, aku bergegas mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, setelah makan tentunya.
Di sekolah. Ku tatap di sekitar sekolah, penjaga sekolah nggak ada, “Kesempatan..” ucapku dalam hati.
“Heh. heh mau ke mana?” tanya seorang pria berbadan kekar yang tidak lain adalah penjaga sekolah kami.
“Mau masuk ke kelas pak” ucapku sedikit tersenyum.
“Ini sudah pukul berapa?” tanyanya kembali.
“Jam delapan pak, memang kenapa pak? Ada janji ya?” ucapku sedikit meledek.
“Janji kepalamu, kamu sudah terlambat, dan sekarang kamu harus dihukum” bentaknya.
“Aduh masih jam delapan, masa kena hukum?”
“Masih kamu bilang? kamu sudah terlambat setengah jam”
“Aduh pak, jam saya kan jam buatan indonesia, hehehe” ucapku sedikit tertawa.
“Haduh, haduh banyak alasan nih anak”
“Tolonglah pak, kami ada presentasi, dan saya yang jadi ketuanya. Kan kasihan teman-teman saya” pintaku pada pak penjaga.
“Ya sudah, sudah pergi sana, tapi jangan ulangi lagi” ucapnya.
“Oke pak Bapak emang baik.” ucapku kembali.
Dengan tergesa-gesa aku mengambil tasku dan bersiap menuju ke kelas, sampai aku melihat Karin, gadis yang ku cintai baru turun dari angkot. Dan nggak perlu waktu lama, otakku tahu apa yang harus dilakukan. Yap ikut telat.
“kapan lagi coba, bisa terlambat bareng sama cewek idamanku, secara Karin itu cewek yang nggak pernah telat dalam hal apapun” pikirku dalam hati.
“akh pak. Sepertinya nggak adil kalau saya harus masuk kelas tapi teman-teman lain kena hukum” ucapku dengan wajah serius.
“Kamu gimana, tadi mau presentasi, sekarang mau dihukum. Ya sudah ikut sana, sama teman-teman kamu yang lain” ucap pak penjaga.
Seperti yang ku duga Karin dicegat oleh pak penjaga.
“Pasti ikut dihukum juga” pikirkku.
“Heh kamu taroh tas” ucap pak penjaga.
“Eh iya pak, saya tadi diminta sama Bapak kepala sekolah buat memphotocopy berkas ini, jadi telat deh, maaf ya pa” ucap Karin.
“Oh ya sudah cepat sana” ucap pak penjaga.
Sial bercampur malu bagiku, sial karena nggak bisa sama-sama terlambat sama.
Karin, malu karena Karin tahu kalau aku telat ke sekolah.
“Woy dik melamun aja lo!” ucap salah seorang temanku.
“Eh kus nggak ini aku lagi mkirin seseorang” ucapku kepada Kusnadi temanku, tanpa ada rasa malu. Karena dia memang temanku yang dapat menjaga semua rahasiaku.
“Masih mikirin Dia?”
“Yap seperti biasa” ucapku.
“Kenapa nggak dinyatain aja sih dik?” ucap Kusnadi memberi saran.
“Susah bro susah banget”
“Tinggal lo bilang aja, uda beres kan?”
“Iya kalau diterima, kalau nggak?”
“Coba aja dulu, daripada gini, kamu juga kan yang sakit” ucap Kusnadi menyakinkan.
“Ya udah ntar temani aku ke kelas Karin” ucapku kembali.
“Sip ntar aku bantu”
“Tapi aku nembaknya gimana?”
“Kasih puisi aja”
“Aku ngak pandai nulis puisi Kus” ucapku.
“Ya udah aku buatin. Kamu dengar dan tulis aja, biar Karin yakin kalau itu dari isi hati kamu yang terdalam” ucap Kusnadi kembali.
Aku mencintaimu. Sungguh tiada yang lain. Namamu terukir indah di hatiku. Aku mencintaimu. Bersama semua kerinduan ini. Dan kesepian yang tak berujung
Aku mencintaimu. Walau kau tak pernah tahu. Rasa yang ada di hati ini. Aku mencintaimu. Mencintai kelebihanmu. Mencintai kekuranganmu
Aku mencintaimu. Tak ada yang bisa ku beri. Tak sepatah kata mampu terucap. Aku mencintaimu. Tanpa memilikimu. Tapi abadi di hatiku
Aku mencintaimu. Dalam ketulusan, dan keiklhasan jiwaku. Dan sekarang ingin kunyatakan. Rasa ini, Rasa ingin memilikimu
“Selesai kamu baca puisi ini, kamu langsung nembak dia gimana?” ucap Kusnadi.
“Oke aku setuju, thanks ya brother.”
“Oke.. berjuanglah teman hahahha” ucap Kusnadi sembari tertawa.
Dan seperti yang kami rencanakan, aku dan Kusnadi pergi ke kelas Karin. Tanpa berpikir panjang aku memasuki kelas Karin, namun aku memasuki kelasnya. Namun sial bagiku. Karin dan teman-temannya sedang melakukan praktikum di lab biologi.
“Gimana dong kus?” tanyaku pada Kusnadi.
“Ya udah kamu yang sabar ya, kapan-kapan kita coba lagi”
“Nggak ah keberanianku uda habis”
Di rumah.
“huh..”
“Kamu kenapa dik?” tanya Kakak menghampiriku di dalam kamar.
“Aduh Kakak. Bisa nggak kalau masuk kamar itu di ketok dulu?”
“Yeeee orang kamaranya ngak dikunci..”
“Ya sebelum Dika persilahkan masuk jangan masuk”
“Iya maaf-maaf, eh ngomong-ngomong kamu kok bete gitu?” tanya Kakakku.
“Nggak kenapa-kenapa kak.. Cuma lagi suntuk aja, pr Dika banyak”
“Uda dik nggak usah bohong. Emang sejak kapan sejarahnya seorang Dika benci sama pr?”
“Ya bisa aja seseorang lagi galau.. ehh maksudnya lagi malas”
“Hayo.. galau karena siapa?”
“Ya udah, ya udah Dika kasih tahu, tapi janji jangan ngomong sama Papa dan Mama ya, awas kalau Mama sama Papa tahu”
“Iya-iya”
“gini kak, aku lagi jatuh cinta, sebenarnya nggak baru sih aku uda sama cewek ini sejak SMP”
“What SMP? Malang banget nasibmu adekku”
“Tuh, kan meledek”
“Hehehe ngak, nggak kok”
“Menurut Kakak, aku tembak aja atau gimana?” tanyaku meminta saran kepada Kakak.
“Ya ditembak aja dik.”
“Tapi aku nggak berani kak”
“Masa kamu nggak berani, kamu kan laki-laki dik.. ya udah Kakak punya ide, kamu kan pintar main gitar, gimana kalau kamu tembak dia lewat nyanyian plus diiringi sama gitar? Pasti romantis banget”
“Aku setuju kak, ya udah kita ke sana sekarang”
“ke mana?” tanya Kakak keheranan.
“Ya ke rumah Karin”
“Gimana kalau Papa, Mamanya di sana?”
“Nggak peduli, yang penting kami jadian,” ucapku.
Tanpa pikir panjang aku dan Kakak pergi ke rumah Karin, dan sesampainya di depan rumahnya, aku mengambil posisi berdiri tepat di depan pintu rumah Karin.
“kak.. doain aku ya?” ucapku kepada Kakak sembari melirik ke belakang.
“iya pasti..”
Setelah aku menekan bell rumah Karin, aku bersiap-siap dengan gitarku. Terdengar seseorang yang akan membukakan pintu.
“Jangan dibuka Rin..”
Kau bidadari jatuh dari surga
Pas di hatiku ea
So baby please be mine, please be mine
Karena hanya aku, sang pangeran impianmu ea
Belum selesai aku menyanyi tiba-tiba pintu itu kembali akan dibuka, sontak aku berteriak.
“Bentar Rin aku belum siap. Aku mau bilang kalau aku suka sama kamu dan aku mau kamu jadi pacar aku.”
Setelah ku nyatakan persaanku, akhirnya pintu itu terbuka, dan sungguh hancur hatiku, ternyata yang membukakan pintu, Ibu Karin.
“eh maaf Tante, aku kira Karin, maaf ya Tante” ucapku sembari bersiap untuk pergi.
Pulang, ketika aku berbalik, aku sungguh terkejut karena Karin ada di belakangku dan dengan Kakakku di sampingnya.
“Eh Karin kamu udah lama di sini” ucapku malu.
“Udah, udahlah.”
“Belum Karin baru aja datang” ucap Kakak memotong pembicaraan Karin.
“Oh.” ucapku.
“Iya.” Ucap Karin kembali.
“Oh dan Iya” uda itu aja? Tapi tadi kamu bilang kamu mau nem…”
“Shut… rin kamu mau ngak jadi Pacar aku?” Ucapku memotong pembicaraan Kakak.
Lama Karin berbicara, hingga akhirnya dia membuka mulut dan berkata.
“iya aku mau”
Sebuah kalimat yang mampu membuatku mengepalkan tanganku sembari mengayunkannya.
“Thanks ya rin” ucapku sembari bersiap memeluk Karin.
“ehh mau ngapain?” ucap Kakak sembari menarikku dari belakang.
“Ya udah sampai jumpa besok ya rin, I LOVE U” ucapku, yang membuat Kakak sedikit ilfeel.
Namun Karin hanya diam dan tertunduk malu mendengar perkataanku.
“udah pandai ya” ucap Kakakku kembali.
Akhirnya penantian panjang untuk jadi kekasih Karin, terwjud juga. Dan aku berjanji kepada diriku, aku nggak akan pernah ninggalin dia.
Cerpen Karangan: Kusnadi Sihombing
Ini merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di: untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!
Cerpen ini masuk dalam kategori: Cerpen Cinta Cerpen Remaja

1 komentar:

  1. JT Casinos - Hollywood Casino in Las Vegas, NV - Mandara
    JT Casinos From the first floor to the second 밀양 출장안마 floor, JT casino 여주 출장안마 and resort, our casino is at 김천 출장마사지 the 상주 출장마사지 heart of the action. The resort 충청남도 출장안마 offers a full-service

    BalasHapus